Jembatan Akar Bayang dan Air Terjun Bayang Sani Keunikan Alam yang Murni
Jembatan Akar dan Air Terjun Bayan akan anda temukan jika berkunjung ke Kecamatan Bayan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, kedua tempat wista alam ini memiliki lokasi yang berdekatan sehingga akan memungkinkan anda mengunjunginya secara bersamaan.
Tidak jauh berbeda dengan namanya Jembatan Akar Bayan ini memang terbuat atau terbentuk dari akar yang melilit secara alami dan mampu menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua desa, yakni Kampung Lubuk Silau dan Kampung Puluik-Puluik. Jembatan yang oleh masyarakat setempat disebut dengan jembatan Titian Aka terbentuk dari akar pohon Beringin yang memang sudah sejak 1926 ada di desa tersebut.
Jembatan ini sekaligus menjadi sebuah warisan dari nenek moyang arga Pulut-Pulut Kenagarian Koto Ranah Kecamatan Bayang Utara (Bayu), yang bernama Pakiah Sokan. Sebelumnya dua desa tersebut dihubungkan oleh sebuah jembatan yang terbuat dari beberapa batang Bambu yang dibentangkan diatas sungai, namun karena sering kehujanan dan kepanasan tentu saja batang Bambu tersebut tidak bertahan lama dan sering rusak.
Kemudian Pakian Soka mulai membuat akar pohon beringin tersebut salaing menyatu dan membuatnya bisa menjadi titian (jembatan). Perlahan ia mulai memelihara hingga akar pohon tersebut memanjang dan sedikit-demi sedikit mulai merakitnya dan hingga menjadi sebuah titian. Tentu saja untuk bisa di lalui ia butuh waktu hingga berpuluh-puluh tahun, setidaknya sampai 20 tahun lamanya.
Rupanya jembatan Akar Bayang ini selain difungsikan sebagai jembatan penghubung, oleh warga setempt juga di anggap keramat. Ketika sudah hari 3 di bulan suci Ramadhan jembatan ini ramai di kunjungi oleh warga dari berbagai daerah tujuannya ialah untuk mengikuti acara Belimau yang dipercaya dapat mendatangkan berkah dari tuhan. Sedangkan pada musim lebaran jembatan ini berubah menjadi sebagai tujuan wisata..
Sedangkan letak Air Terjun Bayang Sani berada tidak jauh dari jembatan ini yakni hanya berjarak 3 km, lebih tepatnya di desa Koto Baru. Air terjun ini memiliki lima tingkatan, dengan ketinggian keseluruhan mencapai 80 meter. Namun pengunjung hanya bisa mencapai tingkatan hingga tingkatan yang ketiga saja.
Dulunya air terjun ini merupakan tempat pemandian kaum bangsawan. Bahkan karena saking nyaman mandi di pemandian ini sampai-sampai pemandian ini dinamai dengan WELL COME.
Berita Sesudahnya
Supiori Alam Papua di Laut Pasifik Yang Mendunia